Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Panen Raya Padi Serentak yang digelar di 14 provinsi di Indonesia, Senin (7/4/2025).
Kegiatan ini dipimpin langsung Presiden Prabowo Subianto dari Majalengka, Jawa Barat, dan terhubung secara virtual di 161 kabupaten/kota di tanah air.
Khusus Sulawesi Selatan, terdapat 14 kabupaten/kota yang berpartisipasi, dengan luas panen mencapai 11.300 hektare.
Di Kabupaten Sidrap, panen dipusatkan di Kelurahan Bangkai, Kecamatan Watang Pulu, dipimpin Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif.
Turut hadir Wakil Bupati, Nurkanaah, Dewan Perum Bulog, Letjend (Purn) Andi Geerham Lantara, Dandim 1420 Sidrap, Letkol Awaloeddin, Ketua DPRD, H. Takyuddin Masse, dan Kapolres Sidrap AKBP Dr. Fantry Taherong.
Tampak pula Kepala BPS Sidrap H. Naharuddin Supu, Asisten Ekbang, H. Siara Barang, Kepala Bulog Sidrap, Simon Melkisedek Lakapu, Kadis Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan, Ibrahim, para penyuluh dan undangan lainnya.
Dalam kesempatan tersebut Syaharuddin Alrif menyampaikan, hasil ubinan yang dikelola BPS menunjukkan data 7,4 ton per hektare.
"Berdasarkan juga hasil panen yang kami cek, ada 9 ton, ada yang 10 ton, ada 7 ton. Hari ini kondisinya 7,4 ton. Ini sawah tadah hujan, tapi kami di Sidrap memodifikasi dengan pompanisasi modern dengan sistem bor sumur dalam menggunakan listrik masuk sawah," ujarnya.
Ia melanjutkan, sebelumnya hasil panen hanya 5 ton sekarang naik menjadi 7,4 ton dengan harga serapan yang dibeli oleh mitra Perum Bulog.
"Kalau di Sidrap harganya Rp6.700 per hari ini. Jadi 1 hektare, 7.400 kg kali Rp6.700 sekitar Rp49 juta bersih hasil panennya dikurangi biaya produksi," papar Syaharuddin.
Diuraikannya, jika rata-rata luas lahan 1 hektare, maka masyarakat Sidrap pemilik sawah sekaligus penggarap bisa mendapatkan Rp10,5 juta per hektare.
"Tapi kalau dia penggarap, digaji yang punya sawah, totalnya Rp4,9 juta pendapatannya untuk hasil 7,4 ton per hektare dengan harga Rp6.700 dengan timbangan potong normal," rinci Syaharuddin.
Syaharuddin menegaskan, dirinya sudah berkoordinasi dengan Dandim, Kapolres, para mitra Bulog untuk menghindari potongan yang tidak normal.
"Potongan boleh tapi normal, mengeluarkan kadar air, mengeluarkan sisa panen, kotoran panen itu boleh, tapi tidak boleh sama sekali ada potongan yang merugikan petani Sidenreng Rappang," tegasnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam laporannya mengungkapkan, harga gabah saat ini naik menjadi Rp6.500 per kilogram. Kenaikan ini disebut membawa kebahagiaan bagi lebih dari 100 juta petani di seluruh Indonesia.
Ia juga memuji langkah Presiden Prabowo yang menyederhanakan distribusi pupuk bersubsidi.
"Sekarang dari Menteri Pertanian langsung ke pabrik, lalu ke petani. Tidak perlu lagi tanda tangan 12 menteri, 38 gubernur, dan 500 wali kota/bupati," katanya.
Amran menambahkan, produksi padi nasional meningkat 52% pada Januari–Maret 2025 dibanding periode sama tahun lalu, berdasarkan data BPS.
Peningkatan luar biasa juga terjadi pada serapan Bulog. "Dulu serapan hanya 35 ribu ton, sekarang sudah mencapai 800 ribu ton, meningkat 2000 persen," ungkapnya.
Gudang Bulog saat ini menampung 2,4 juta ton beras dan diperkirakan mencapai 3 juta ton pada akhir bulan ini — tertinggi dalam 10–20 tahun terakhir.
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, turut melaporkan capaian daerahnya. Ia menyebutkan, banyak petani di Sulsel memperoleh pendapatan hingga Rp100 juta saat panen musim Lebaran lalu.
"Untuk pertama kalinya, pengecer yang kini mengejar petani karena pupuk tersedia melimpah. Terima kasih kepada Presiden," katanya.
Sudirman optimistis Sulawesi Selatan akan mencapai target produksi 5,5 juta ton tahun ini. Ia berharap ke depan optimalisasi lahan dan perbaikan irigasi mendapat perhatian lebih, karena dinilai lebih efektif daripada membangun bendungan baru.
"Kami butuh Rp100 miliar untuk memperbaiki irigasi, yang bisa membuka 11 ribu hektare lahan baru. Ini jauh lebih murah dibanding membangun bendungan yang butuh 1–2 triliun," tandasnya.(Adm)
